Selamat ber-ulang tahun yang ketiga anak pertama Ibu, Katya :)
Ibu hampir tidak percaya tahun tahun berjalan begitu cepat. Tiba-tiba kita sudah sampai di bulan Februari yang ketiga. Meski hari-hari rasanya panjang sekali. Siapa yang sangka kalau kita selalu bisa melewati hari hari itu. Kita melalui hari yang berat, tapi juga melalui hari yang mudah. Nangis nangis bareng, tapi juga banyak tertawa bersama.
Banyak episode baru yang Katya alami di tahun ketiga ini. Yang membuat kami bersyukur, Katya melewati segala sesuatu dengan baik, banyak senang, banyak bangga pada Katya.
Pertama, Katya berhasil melepas popok dengan nyaman tanpa drama yang berarti. Ini big step Katya dalam hal kemandirian. Meskipun tentu belum bisa cebok sendiri setelah BAK dan BAB namun dia sudah mengenal sinyal badannya sendiri dan ngasitau kalau mau pipis dan pup. Hal ini melegakan buat saya, Katya bisa juga melewati toilet training, bisa lepas dari popok, sudah terbiasa dengan ritme tanpa popok, dan tentu saja mengurangi pengeluaran untuk membeli popok...uhuy. Katya bilang yang pake popok itu kan bayi ... wkwk, gaya banget deh. Sejauh ini lancar tapi ada juga momen Katya ngompol di tempat tidur yang kalau saya amati terjadi ketika dia kelelahan main seharian atau ketika tangki cintanya lagi nggak penuh :) ~ jadi saya meminimalisir kejadian ngompol di kasur dengan tidak membuat Katya kelelahan bermain di siang hari dan berusaha memenuhi tangki cintanya.
Kedua, Katya menjadi seorang kakak dengan lahirnya adek Khalif. Di usianya yang masih sangat muda dengan pemahaman yang masih sangat minim, Katya menjadi seorang kakak. Hal ini pasti cukup membingungkan untuk Katya karena tiba-tiba dia harus berbagi perhatian Ibu dan Bapak, berbagi tempat tidur, berbagi mainan dan banyak hal lainnya. Kami semua beradaptasi, tidak terkecuali Katya. Meski Katya juga menginginkan pekukan Ibu seorang, gendongan Bapak yang hanya untuknya, mainan kesayangannya, ia enggan berbagi. Sejauh ini Katya hebat banget bisa sering sabar menunggu, juga sayang dan perhatian sama adek. Keributan yang kadang terjadi karena rebutan mainan atau rebutan perhatian biarlah menjadi penambah keseruan hidup dan bumbu kehidupan ya Nak. Mari kita sama sama belajar.
Ketiga, Katya masuk sekolah kelompok bermain A. Ini adalah salah satu keinginan Katya sendiri, karena melihat sepupunya juga sekolah. Dan saya rasa ini adalah keputusan terbaik sesuai dengan sikon keluarga yang bisa kami ambil. Saya tidak menyangka Katya akan betah di sekolah. Dia tidak pernah menangis sejak hari pertama. Tidak pernah ditungguin juga. She is so brave and gentle. Ibu bangga banget sama Katya. Sejak masuk kelompok bermain Katya jadi lebih cerewet dari biasanya, gemar bercerita dan bernyanyi, juga makin hapal doa doa sehari-hari. Sejauh ini dia enjoy dan senanng berangkat ke sekolah. Apalagi kalau dianterin Bapak, haha. Semoga semangat dan enjoy terus ya Kak, sampai nanti nanti.
Seperti manusia normal dan anak kecil lainnya, suasana hati Katya tidak selalu adem ayam tentram sentosa tapi tentu ada saatnya dia tantrum, ngambek, menangis memaksakan keinginannya, rewel, atau caper yang menyebalkan. Sampai kadang bikin Ibu clueless. Tapi sedikit demi sedikit saya tahu cara menanganinya, meski kadang tidak selalu berhasil tapi bisa juga dilewati. Di penghujung hari, sebelum tidur kami biasanya berdoa lalu mengucapkan terimakasih dan ungkapan kasih sayang, tentu dengan pelukan dan kecupan. Ini adalah momen yang tidak ingin saya lewatkan. Kebiasaan yang akan saya pelihara sampai nanti dan semoga menjadi kenangan indah untuk Katya.
Semakin Katya besar, dia semakin bisa mengungkapkan perasaannya. Sudah bisa bilang aku sayang Ibu, sayang adek, sayang Bapak. Memberikan pujian, bilang kalau marah dan kesal, apalagi kalau lagi sedih. Ini melegakan dan memudahkan kami sebagai orang tua. Jadi semakin mudah berkomunikasi, diskusi dan negosiasi dengan Katya. Memberikan beberapa pilihan daripada memaksakan juga ampuh membuat Katya menurut. Anak anak ternyata senang diberikan pilihan, merasa dihargai dan punya andil pada apa apa yang mereka lakukan.
"enaknya masakan Ibu", "pintarnya Ibu lipat baju", "cantiknya Ibu" ~ kalimat yang seringkali bikin Ibu melayang. Terima kasih ya Kak.
Tiga tahun sejak adanya Katya, pelajaran paling berharga darinya adalah tentang sabar dan kemauan untuk selalu belajar. Orang dewasa yang selalu maunya sat set sat set, jarang ngasi jeda atas apapun dihadapkan dengan anak itu pasti akan langsung diuji rasa sabarnya. Hingga kini saya selalu berdoa untuk diberikan kesabaran yang seluas luasnnya.
Catatan catatan ini adalah surat cinta saya untuk Katya, semoga menjadi kenangan manis untuk Katya.
Sekali lagi selamat ulang tahun ya Kak. Semoga kakak Yaya selalu dalam lindungan Allah SWT, dikelilingi orang orang baik, tumbuh jadi anak yang sehat kuat cerdas dan bertakwa. Semua doa dan harapan yang terbaik untuk Katya. We love you, always and forever.
No comments:
Post a Comment