"When I sit down to write a book, I do not say to myself, 'I am going to produce a work of art.' I write it because there is some lie that I want to expose, some fact to which I want to draw attention, and my initial concern is to get a hearing." ~ George Orwell ~
Memulai sesuatu untuk pertama kali memang selalu terasa lebih susah. Dan semua orang pasti merasakan momen pertama kali dalam melakukan apapun. Bahkan dosen dosen kalian dahulu juga merasakannya, momen bingung bin mumet ketika mau menulis skripsi. Menulis kalimat pertama di pendahuluan skripsi itu memang susah. Eits, meski susah bukan berarti tidak bisa lho.
"Skripsi adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan di jenjang strata satu (S1). Skripsi merupakan mata kuliah terakhir yang harus diselesaikan agar mahasiswa dapat lulus. Skripsi memiliki bobot SKS yang paling besar di antara semua mata kuliah, biasanya enam SKS. Hal ini mengingat proses panjang yang harus dilalui dalam menyelesaikan skripsi, mulai dari pengajuan proposal - proses penelitian - analisis data - pembahasan hasil penelitian - lalu penarikan kesimpulan dan saran. "
Yang seringkali membuat skripsi terasa mengerikan bagi mahasiswa adalah karena mahasiswa yang bersangkutan kekurangan bahan. Kurang membaca, mengamati dan berdiskusi. Apalagi kalau kurang membaca, wah jelas saja tidak tahu mau nulis apa. Seringkali mahasiswa kurang membaca materi atau artikel ilmiah lain yang satu topik dengan penelitiannya. Makanya sering merasa kebingungan. Apalagi kalau jarang konsultasi dengan dosen. Makin bingung deh tuh.
Lalu, adalagi kemampuan lain yang mutlak diperlukan dalam menulis skripsi yaitu kemampuan menulis itu sendiri. Banyak mahasiswa berusaha menulis banyak hal, tapi malah jadi bertele tele dan tidak fokus. Padahal kalau mengingat rumus SPOK (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan) akan jadi mudah, apalagi kalau mau ditranslate ke bahasa inggris penulisan dalam bahasa indonesia yang rapi akan sangat memudahkan. Makanya jangan sepelekan pelajaran Bahasa Indonesia sayang. Kemampuan literasi itu harus dibangun dan dilatih, tidak serta merta hadir. Membaca dan menulis itu dua hal yang tidak bisa dipisahkan dari skripsi.
Mulai darimana?
Kalau terlampau bingung menulis skripsi mulai darimana. Saran saya, mulai saja dengan membuat folder SKRIPSI di laptop kalian. Yess, it's work for me jaman skripsian dulu. Kayaknya folder ini sudah harus ada di laptopmu ketika kamu ada di semester lima. Setelah itu tentukan topik yang kamu minati. Berdasarkan topik tersebut carilah literatur yang sesuai lalu kumpulkan. Tidak hanya dikumpulkan tapi dibaca. Lalu buat catatan penting terkait jurnal tsb. Catatan penting itu dapat terdiri dari judul, tujuan, metode dan hasilnya. Kalau lebih penasaran lagi maka cermati latar belakangnya. Hal ini akan sangat membantu dalam hal menulis tinjauan pustaka dan tentu saja akan memperkaya pengetahuanmu tentang topik yang akan diteliti. Kamu harus punya buku khusus yang menjadi tempat kamu mencatat tentang skripsimu, mulai dari intisari jurnal atau bahan bacaan jurnal, hasil diskusi atau bimbingan dengan dosen, bahkan hal hal yang tiba tiba terlintas di kepalamu terkait topik penelitianmu.
Kedua, jika sudah mengetahui tujuan penelitianmu maka mulailah menyusun outline latar belakang. Penelitian penelitian di bidang saintek biasanya menggunakan metode deduktif atau dari hal umum ke hal khusus dalam merumuskan latar belakang, sedangkan bidang soshum lebih banyak menggunakan metode induktif atau berangkat dari hal khusus baru ke hal yang umum. Sekali lagi kemampuan menulis dan bahasamu diuji di sini. Menulis latar belakang harus fokus dan memuat "state of the art" penelitianmu. Kamu harus mampu memperlihatkan mengapa penelitianmu penting untuk dilakukan. Ibaratnya kita harus membuat pembaca untuk terus membaca tulisan kita sampai akhir ketika mereka membaca latar belakang.
Selanjutnya tentu menyusun tinjauan pustaka yang terkait dengan topik penelitian.
No comments:
Post a Comment