Sebelum Juli berakhir, biarkan saya menuliskan sesuatu di sini. Blog yang baru saya kunjungi lagi setelah berhari hari berlalu. Hidup terasa cepat, terasa berlalu begitu saja akhir akhir ini. Rasa lelah sering kali muncul di akhir hari, hingga saya selalu memilih tidur saja. Atau menonton satu dua episode KDrama yang menarik.
Juli ini saya genap berusia 32 tahun. Di usia ini saya sudah dianugerahi dua anak yang cantik dan tampan. Siapa yang tidak bahagia? Bahagia saya teramat sangat. Mereka berdua sangat indah, bukti kebesaran Allah SWT yang maha indah. Siapa sangka saya akan diberikan sepasang anak perempuan dan laki-laki yang mungkin diimpikan oleh banyak orang. Alhamdulillahirobbalalamin.
Punya anak toddler dan bayi ternyata punya dua sisi. Di satu sisi senangnya berkali kali lipat, tapi di sisi lain lelahnya juga berkali kali lipat. Meskipun Pak suami juga ikut mengurus anak anak (seperti memang seharusnya) tapi harus diakui bahwa porsi Ibu dalam mengurus anak anak selalu lebih besar. Si bayi tidak bisa lepas dari Ibu karena masih ASI eksklusif, kakaknya juga ikut ikutan jadi manja, kebanyakan maunya sama Ibu aja. Tidak jarang kami berada dalam situasi ketika dua anak nangis butuh perhatian Ibu. Rasanya pengen ikutan nangis. Mau kabur kan nggak bisa.
Belum lagi harus menghadapi Katya dengan gejolak emosinya yang luar biasa di masa toddler ini. Apalagi kalau sudah tantrum, semua salah, maunya nangis aja udah. Kadang bikin putus asa. Rasanya teori teori parenting itu terasa sangat susah untuk dipraktekkan. Sebisa mungkin saya menerapkan positif disiplin ketika menghadapi Katya, tapi ya kadang kebablasan juga jadi kesal lalu marah. Meski harus cepat cepat sadar kalau marah marah tidak akan mengubah situasi malah akan memperburuk keadaaan. Yah nggak bisa juga marahin, wong dia aja bingung dengan perasaannya. Belum bisa menerjemahkan perasaannya sendiri, sedang belajar. Tapi, kalau kerjaan numpuk dan dikejar deadline, lalu pada rewel, wah alamat mudah marah marah dah huhu.
Akhir akhir ini saya seringkali dilanda rasa bersalah. Ketika harus membagi perhatian kepada Katya dan Khalif. Bertanya tanya kenapa begini kenapa begitu, seandainya begini seandainya begitu. Tapi rasanya tidak ada gunanya untuk memelihara perasaan seperti itu karena akan membawa dampak negatif. Balik lagi istigfar dan memohon perlindungan yang kuasa.
Semua doa telah saya aminkan, perhatian tulus dari semuanya sudah sampai ke hati. Akan saya ingat selamanya. Meski hari hari tidak akan selalu cerah saya berharap saya akan tetap tegar, sabar dan tidak melewati batas. Sehat terus bersama keluarga, semakin beriman dan sejahtera. Amiin Ya Robbalalamin.
segitu dulu yess ceritanya. Yang jelas usia 32 ini banyak mikirnya -______-
No comments:
Post a Comment