Menu Pertama Katya
Saya sebagai orang yang tak mau miskin ilmu, tentu saja belajar dulu soal mpasi. Saya membaca buku dan juga mengikuti sharing orang orang profesional dan terpercaya terkait mpasi yaitu dokter anak, konsultan nutrisi dan penyakit metabolik. Saya rasa itu adalah pilihan yang paling tepat. Kini informasi bisa dengan mudah didapatkan. Sangat masuk di akal saya untuk memberikan menu lengkap untuk Katya di hari pertama dia makan. Sesuai dengan anjuran dokter. Bukan memberikan pure pure buah atau sayur doang. Di hari pertamanya Katya langsung makan bubur hati ayam bayam, lengkap dengan lemak dari minyak goreng dan kaldu sapi, juga bumbu dari bawang putih bawang merah. Dari wanginya saja sudah sangat enak.
Saya menyiapkan bahan makanan yang sudah saya takar untuk porsi makanan selama satu hari (tiga kali makan). Menyiapkan campuran bawang putih bawang merah yang sudah dihaluskan dan menyimpannya di kulkas. Jadi ketika mau dipakai tinggal disendokin aja, tidak perlu ngulek ngulek lagi. Begitupula dengan kaldu, saya menyiapkan kaldu banyak sekaligus lalu membaginya ke wadah kaca dengan porsi sekali masak dan menyimpannya di dalam freezer. Ketika mau dipakai dikeluarkan dulu dari freezer malam sebelumnya ke kulkas bawah, agar kaldunya mencair dan siap digunakan.
Respon Katya ketika pertama kali merasakan excited sekaligus meraba raba rasanya. Wajahnya lucu sekali ketika dia makan buburnya pertama kali. Tapi habis juga buburnya di hari pertama itu. Awal awal Katya saya dudukkan di stroller ketika makan. Ini karena Katya belum mantap duduk di highchair. Ada kali sebulanan Katya duduk di stroller tiap kali mau makan. Setelah itu perlahan lahan saya dudukkan di highchair sambil di kasi bantalan di bagian belakang. Maklum kursi makan Katya adalah kursi makan yang tak empuk, dari plastik tanpa pengganjal. Tipe highchair yang punya ganjalan segala macam biasanya harganya lebih mahal...wkwk.
Apakah proses makan Katya selalu lancar?
Tentu tidak ferguso ... wkwk. Ada masanya Katya tidak bersemangat untuk makan. Makannya hanya beberapa sendok (ukuran sendok bayi ya). Ada pula masanya dia nggak mau makan karbohidrat. Lalu saya diberi ide oleh teman untuk bikinin omelette nasi. Dan yaaa Katya mau memakannya, lahap malah. Semingguan makan itu doang haha. Katya juga pernah makan hanya sedikit sedikit sampai berat badan seret dan membuat Ibu stress pusing tujuh keliling, hiks. Sedih banget rasanya. Karena saya konsen banget sama tumbuh kembang Katya. Kalau pertumbuhan oke, maka perkembangan juga akan oke.
Saya selalu berusaha mengikuti feeding rules yang disarankan oleh dokter. Makan tidak boleh lebih dari 30 menit, makan duduk di kursi tidak sambil digendong apalagi jalan jalan, tidak sambil nonton hape/TV, tidak juga sambil baca buku. Tapi kenyataannya tidak berjalan seindah tulisan atau omongan. Karena oh karena ngasi makan itu susah, lebih susah dari materi Fisika, alamak. Saya pernah ngasi makan Katya sampai sejam berharap dia bisa makan lebih banyak, pernah juga makan sambil jalan ke sana kemari. Pernah juga sambil digendong karena dia nggak mau duduk sendiri. Lelah banget tiap proses ngasi makan Katya dulu tu. Tapi saya tidak pernah ngasi Katya hape sambil makan, it's BIG NO. Kalau sambil lihat buku sih pernah, sekarang juga kalau Bapaknya yang suapin sambil lihat buku...Zzzzzz. Tapi ya kalau diingat ingat saya balikin lagi Katya ke feeding rules tiap kali saya merasa bahwa "wah ini tidak bisa dibiarkan, bisa bikin saya makin capek". Saya ajak Katya duduk lagi di kursi makannya, saya singkirkan hal hal yang dapat mendistraksi dia ketika makan, dan berusaha menyiapkan makanan yang bervariasi dan menarik.
Trik Agar Betah Duduk Di Kursi Makan
Untuk membuat Katya betah duduk di kursi makan saya menyiapkan finger food. Makanan yang bisa dia pegang sendiri. Kalau tidak salah mulai usia delapan bulanan. Di usia itu Katya sudah tertarik untuk memegang makanannya sendiri dan memasukkan ke mulut. Lumayan ini membuat dia betah duduk di kursi, sekalian untuk mengasah motorik dan sensoriknya Katya. Tapi, tentu saya tidak membiarkan Katya makan sendiri karena kalau dibiarkan lebih banyak yang jatuh jatuh atau terlempar. Jadi saya juga menyuapkan makanannya, untuk memastikan yang masuk ke mulut banyak. Duduk di kursi tidak selalu mulus sih, adakalanya Katya nangis nangis merengek minta turun dari kursi padahal makan baru dimulai. Ya saya turunkan saja, daripada dia trauma nggak mau lagi duduk di kursi. Setelah beberapa saat saya bujuk lagi agar Katya mau duduk kembali di kursi. Kadang berhasil, kadang tidak. Sejauh ini Katya tidak pernah yang benar benar GTM (Gerakan Tutup Mulut). Meskipun lagi ogah ogahan makan dia tetap buka mulut walaupun yang masuk hanya sedikit.
Selama proses makan Katya saya berusaha realistis namun tetap sambil observasi. Saya juga memberikan mpasi fortifikasi pada Katya dan dia cukup suka walau akhirnya bosan. Saya pun mengobservasi jam jam terbaik Katya makan, makanan yang membuat dia lahap. Dan berusaha tidak mengganggu jam makan dan tidurnya Katya. Tapi memang ya harus diterima bahwa mood anak dalam makan tidak mungkin selalu bagus, pasti ada turunnya. Jadi ya udah, pasrah aja sehari dua hari. Besoknya sudah harus semangat lagi untuk bikin anak tertarik makan. Soalnya tumbuh kembang anak nggak bisa nunggu gaes, huhu. Beda lagi kalau dia sakit, alamak berat badan langsung turun dalam sehari. Susah payah naikkin berat badan turunnya cepet banget kalau sakit. Ibu ibu pasti paham bagaimana perihnya.
Kini, di usianya yang menginjak 19 Bulan Katya sudah terbiasa duduk di kursi makannya. Apalagi kalau makan sama Ibu, nggak boleh nggak duduk di kursi. Kalau sama Bapak, Katya suka merengek banyak gaya *tepok jidat*. Lalu Katya juga belajar makan sendiri, meski belepotan dan kotor sana sini ya biarin aja. Namanya juga lagi belajar, biar mandiri bisa makan sendiri. Bisa dibilang bahwa Katya tidak terlalu pilih pilih makanan. Dia seringkali tertarik melihat makanan baru, apalagi kalau Ibu Bapak atau orang dewasa di sekitarnya memakannya. Tapi kalau memang lagi kenyang atau nggak mau ya dia tidak akan mau coba, kalau ditawarin pasti bilang "ndak". Seiring bertambahnya usia Katya saya juga semakin chill dalam menghadapi Katya makan. Tidak sepanik dulu sebelum usianya setahun. Grafik pertumbuhan Katya juga oke, tidak menghawatirkan. Jadi saya lebih tenang. Katya juga sudah jarang sakit. Alhamdulillah. Makannya sudah seperti menu keluarga, tapi tentu disesuaikan rasanya dengan kemampuan Katya. Satu hal yang harus diingat bahwa jangan lupa untuk menaikkan tekstur makanan di setiap tahapan usia. Ada aturannya, cek ya buibuuu. Meskipun gigi anak belum tumbuh tekstur makanan tetap harus naik karena tekstur makanan juga mempengaruhi pertumbuhan gigi lho. Gusi itu kuat lho untuk ngunyah. Goalsnya kan agar anak bisa makan makanan keluarga di usia satu tahun ke atas. Ini hasil konsul ke Sp.KGA waktu nanyain gigi Katya yang belum tumbuh. Proses makan tidak bisa di-skip, karena melatih oromotor anak yang berhubungan dengan banyak hal terutama kemampuan makan jangka panjang sampai dengan kemampuan bicara anak.
Makanan Kesukaan Katya
Katya suka opor ayam buatan Ibu, ayam goreng, sosis, nugget, sayur bayam, mie goreng, misoa, pancake, segala macam buah kecuali alpukat wkwk (padahal alpukat bergizi banget, hiks). Banyak juga ya, wkwk. Nggak selalu lahap kok makannya, tergantung sikon -,-
Sekian cerita MPASI Katya, semoga ada manfaatnya :))
No comments:
Post a Comment