Tahap terakhir yang harus dilalui oleh DYS (Dosen Yang Serdos) padalah menulis Deskripsi Diri yang kemudian akan dinilai oleh assessor. Deskripsi Diri atau biasa disebut DD di kalangan dosen menjadi proses yang cukup menegangkan. Pasalnya tidak sedikit DYS yang tidak lulus sertifikasi dosen meski lulus sampai tahap penulisan DD.
Sejak 2019 lalu, proses sertifikasi dosen dilakukan secara online melalui aplikasi SISTER (Sistem Informasi Sumber Daya Terintegrasi). Aplikasi ini diluncurkan pada tahun 2017 oleh Kemenristekdikti. Yang akan menjadi pusat manajemen data dosen ~ kontrol sepenuhnya ada pada dosen masing masing. Masing masing dosen akan memiliki akun dosen, dosen yang bersangkutan dapat mengubah atau memperbaharui tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi dosen tersebut dalam SISTER.
Berbeda dengan tahun sebelumnya yang dilakukan dengan mengirimkan bundel berkas yang mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi DYS. Proses secara online melalui aplikasi SISTER mempermudah proses sertifikasi, dapat dilakukan darimana saja dan menghemat banyak hal. Termasuk penggunaan kertas hingga dapat ikut serta menjaga lingkungan. Hambatan yang mungkin terjadi hanya pada kecepatan internet dan sistem yang terkadang mengalami gangguan. Setidaknya itulah yang saya rasakan di tahun 2019 lalu.
Setelah lulus beberapa tahapan, antara lain tahap penilaian Bahasa Inggris (TKBI) dan Kemampuan Akademik Dasar (TKDA), penilaian Persepsional Diri, Penilaian atasan, rekan sejawat dan mahasiswa maka sampailah saya pada proses terakhir yaitu penulisan Deskripsi Diri. Owh iya, DYS atau dosen yang dipanggil untuk melakukan sertifikasi ditentukan oleh lembaga pusat. Dalam kasus saya oleh LLDIKTI wilayah VIII sebagai Lembaga yang menaungi UNU NTB. Syaratnya adalah DYS tersebut sudah memiliki jabatan fungsional minimal Asisten Ahli, sudah melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi minimal dua tahun, serta disesuaikan dengan kuota Prodi/Fakultas/Perguruan Tinggi.
***
Menulis bukanlah sesuatu yang baru bagi saya. Disamping saya punya pengalaman menulis di blog pribadi, portal online atau media massa, sebagai dosen tentu saja kemampuan menulis juga diharuskan. Meski begitu tetap saja ada sedikit rasa deg deg ser dalam menulis DD kali ini. Syukurnya dalam menulis DD kita sudah diberikan poin poin yang harus dijabarkan beserta bobot penilaiannya. Jadi, kita dapat menyesuaikan dan memastikan semua bobot terpenuhi.
Secara garis besar Deskripsi Diri tentu saja berisi tentang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dosen yang bersangkutan. Yang terdiri dari Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat. Terdapat 5 unsur yang akan dinilai yaitu:
1. Pengembangan Kualitas Pembelajaran, bobot nilai 28
2. Pengembangan Keilmuan, bobot nilai 34
3. Pengabdian Kepada Masyarakat, bobot nilai 16
4. Manajemen Pengelolaan Institusi, bobot 12
5. Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa, bobot 10
Masing masing unsur tersebut memiliki butir/poin yang akan dinilai ~ yang diikuti dengan kompetensi penilaiannya. Unsur pengembangan keilmuan memiliki bobot penilaian paling tinggi. Di sini akan dinilai tentang publikasi ilmiah, usaha inovatif, konsistensi sampai dengan target kerja dalam berkarir menjadi dosen. Publikasi ilmiah yang dibutuhkan minimal dua dalam satu tahun ajaran. Satu untuk semester ganjil, satu untuk semester genap.
Satu poin/butir penilaiannya harus ditulis minimal 300 kata. Singkat saja sebenarnya, tapi kalau tidak terbiasa susah juga. Disini dibutuhkan keahlian untuk sedikit narsis dengan elegan...wkwk. Menurut pengalaman saya, sebelum mulai menulis DD ada baiknya lakukan hal hal berikut:
1. Renungkan, kenali diri masing masing, kelebihan dan kekurangan. Jangan cuma dihayalkan, tapi ditulis. Bila perlu buat dalam bentuk tabel antara kelebihan dan kekurangan.
2. Catat selama menjadi dosen sudah ngapain aja. Kalau selama ini rajin mencatat, atau paling tidak membuat jadwal, target kerja/to do list hal ini akan lebih mudah. Tulis kegiatan apa saja yang sudah diikuti, penelitian yang telah dilakukan. Bagaimana usaha yang dilakukan dalam menghidupkan suasana belajar.
3. Tentukan benang merah yang akan diangkat dalam DD. Hal ini penting agar kita bisa fokus dan konsisten dalam menulis DD. Jangan sampai kita menulis kesana kemari karena walaupun unsur penilaiannya sudah ditentukan tidak menjamin kita akan fokus jika di awal kita tidak menentukan benang merah dari diri kita yang akan kita angkat/tulis. Saya rasa ini akan memudahkan asesor dalam penilaian.
4. Buatlah draft terlebih dahulu. Saat mulai menulis jangan pikirkan soal mengedit. Tulis saja dulu, tulis apa yang ada di otak. Setelah selesai ditulis, barulah luangkan waktu untuk mengedit tulisan. Sebelum menulis DD di SISTER sebaiknya tulis dulu di Microsoft word atau aplikasi menulis lainnya. Sehingga mudah untuk di edit, dikurangi atau ditambahkan jika dibutuhkan. Karena kalau langsung nulis di SISTER takutnya terjadi gangguan pada sistem dan menyusahkan kita dalam mengedit DD.
5. Cek, Cek dan Cek. Sebelum memindahkan DD yang sudah ditulis di Microsoft word ke SISTER lakukanlah pengecekan. Baca berulang ulang. Ini akan membantu kita menemukan kekurangan yang perlu diperbaiki. Perhatikan typo dan tanda baca. Kan nggak enak ya baca tulisan yang banyak typo dengan tanda baca yang tidak jelas.
6. Menulislah dengan Jujur. Jika di kehidupan nyata kita memang melakukan sesuatu maka akan mudah untuk menuliskannya. Beda cerita kalau harus mengarang bebas dari A sampai Z. Bisa bikin puyeng. Oleh sebab itulah nulis novel lebih susah dari nulis ilmiah... -,-
Menulis DD untuk serdos memang membutuhkan kepiawaian dalam menonjolkan diri sendiri tapi tidak lupa dengan kelemahan yang juga dimiliki. Menulislah dengan gaya sendiri. Saya rasa itu lebih mengena ke hati para asesor. Ceilaah.
Selamat berjuang teman teman!
No comments:
Post a Comment