Lebaran kali ini terasa sekali bedanya bagi saya. Hal pertama yang membuat beda tentu saja karena lebaran tahun ini sudah bersama suami, alhamdulillah nggak jomblo lagi #eh. Saya excited menyiapkan keperluan lebaran, menyiapkan pakaian yang akan dikenakan saya dan suami untuk sholat idul fitri, menyiapkan makanan yang biasa disantap di hari lebaran. Semuanya dilakukan dengan penuh suka cita.
Hal kedua yang membuat berbeda di lebaran kali ini adalah rute silaturrahmi saya dan suami yang semakin panjang. Melewati tiga kabupaten sekaligus cuy, jauh kaaan #yaelahbarujugatigambak #belomnyebrangpulau. Lombok barat, Lombok Tengah, baru menuju Lombok Timur. Bertemu kakak adik, sepupu, paman bibi, bertemu keluarga besar.
Tidak ada yang lebih menggembirakan di hari lebaran ketika berkumpul bersama keluarga. Saling mengunjungi, anak mengunjungi orang tua, yang lebih muda mengunjungi yang lebih tua. Sebuah tradisi yang syarat makna untuk mempererat tali silaturrahmi. Saling maaf memaafkan atas segala khilaf dan salah yang telah dilakukan.
Hal lain yang membuat lebaran saya berbeda adalah dua orang adik saya yang tidak bisa mudik lebaran. Terasa banget bedanya, ketika pulang ke rumah Ibuk di Lombok Timur ngumpulnya kurang personil. Adik perempuan saya yang lagi ada di rantauan ikut suami nggak bisa pulang karena ada anaknya yang masih bayi dan cuti suami yang sudah habis. Soalnya tahun ini mereka sudah beberapa kali pulang ke Lombok. Biak-Lombok lumayan menguras kantong cuy...hahaha. Padahal saya udah kangen banget pengen uwel-uwel Aufaaaa. Sedangkan adik laki-laki saya tidak bisa pulang lebaran karena sekarang sudah kelas lima di Ponpes Modern Darussalam Gontor Ponorogo. Dia lagi sibuk-sibuknya jadi mudabbir alias kakak kelas yang ngurusin sekaligus jadi panitia penerimaan siswa baru di Gontor. Alhamdulillah semuanya sehat, dapat melaksanakan ibadah ramadhan dan merasakan hangatnya lebaran di rantauan. Meskipun ada satu dua kendala yang dihadapi tapi bisa dilewati dengan baik. Semoga tahun depan bisa kumpul semua dan personilnya nambah, uhuy. Amiiin.
Mengucapkan maaf dan salam-salaman sudah biasa kita lakukan. Pasti kita lakukan di setiap momen lebaran, di setiap momen idul fitri. Namun diri kitalah yang tahu apakah Ramadhan yang telah lewat berhasil membuat hati kita semakin lembut, semakin mudah memaafkan. Melepaskan semua rasa iri dendam dan sakit hati. Semoga apa yang terucap dan sikap yang ditunjukkan di momen yang fitri ini menjadi refleksi diri yang sebenarnya. Menjadi pengingat bahwa kita hanyalah manusia yang penuh salah dosa dan khilaf. Semoga kita diberikan umur panjang, sehat walafiat untuk bertemu Ramadhan di tahun-tahun yang akan datang.
Selamat lebaran 1438 H, Mohon maaf lahir dan batin.
No comments:
Post a Comment