Seseorang mengatakan “jangan dihayati puyengnya Mi, itu akan atau malah sudah menjadi duniamu”
Dia menyampaikan itu gara-gara obrolan tentang risk manajemen, yang saya bilang sedikit memusingkan.
Mungkin dia benar, bencana, perencanaan wilayah, risk manajemen, itu semua akan menjadi duniaku. Bukankah memang ini yang kuinginkan. Melihat wilayah tempat tinggal kita ini yang punya potensi bencana yang besar, sedangkan manajemennya belum lagi baik. Terutama di daerah asal saya. Berulang kali bencana yang sama terjadi dan tetap saja menimbulkan kerugian yang besar. Bencana tersebut sebenarnya dapat diminimalkan dampak merugikannya. Saya ingin turut membantu menjadikannya lebih baik.
Masih lekat dalam ingatan, ketika banyak yang kaget mendengar saya mengambil jurusan saya yang sekarang, mereka bilang “kok bias?” – “emangnya nyambung ya?” - “itu kan enggak linier?” – dan yang paling lekat dalam ingatan adalah kalimat dari seorang teman “nanti enggak bisa jadi professor lho?” – Oh dear apalah artinya kalimat-kalimat itu, jika tujuan akhirmu hanya ingin jadi professor namun hatimu tidak disana, maka kau tidak akan memperoleh pelajaran berharga dari semua proses yang kau lalui.
Sungguh miris melihat begitu banyak orang yang hanya ikut-ikutan, lalu kemudian mengeluh dengan pilihannya itu. Dan mulai menyesali hal-hal yang telah ia lalui.
Memang dalam setiap perjalan dan pilihan-pilihan yang kita ambil pasti tidak selalu berjalan mulus seperti apa yang kita harapkan, tapi percayalah dalam proses itu pasti tersimpan sesuatu yang berharga. Apa-apa yang tidak terlihat, bukan berarti tidak memiliki penjelasan.
Dalam pilihan saya kali ini pun ada hal-hal yang tidak seperti dalam ekspektasi saya. Tapi itu bukan alasan untuk malah membuang-buang kesempatan untuk belajar lebih banyak dan lebih baik lagi. Dan banyak juga hal-hal yang berada di luar kendali saya, adakalanya kebuntuan dan frustasi menghantui. Namun dengan berdiskusi dan berbagi dengan orang lain semuanya dapat diatasi. Satu hal yang terpenting adalah selalu dekatkan diri kepada-Nya.
Karena suatu saat pasti kita akan berterima kasih atas semua proses yang telah kita lalui, maka nikmatilah dan resapi setiap momen berharganya, ambil pemahaman terbaiknya.
No comments:
Post a Comment