Bisa dikatakan kalau ini adalah late post, karena sudah kejadian seminggu yang lalu. Tapi enggak apa-apa kan, mohon dimaafkan …hehehe
Liburan akhir tahun lalu aku berkesempatan mengunjungi kota ini, Bogor. Sebelumnya tidak terbayangkan akan berkunjung kesana, namun karena ada kesempatan maka tidak aku sia-siakan.
Dari Jogja aku mencapai Bogor dengan kereta api, yang disambung dengan commuter line sampai stasiun Bogor, beruntung waktu itu hari libur dan masih pagi jadi commuter linenya tidak seramai pada jam kerja. Kamu hanya perlu membayar 4000 rupiah dan uang jaminan kartu 5000 rupiah untuk menikmati commuter line, dan distasiun tujuan kamu dapat menukarkan kartu jaminan dan uang jaminan kembali :D
Sampai di stasiun Bogor…..jeng….jeng…, yang aku lihat di depan stasiun berderet angkot-angkot berwarna hijau, yang menunggu penumpang. Menurutku ini sedikit luar biasa, sebelumnya aku tidak pernah melihat angkot berederet-deret begitu, kecuali di TV. Di kota domisiliku yang sekarang, Jogja, transportasi masa seperti angkot tidak ada. Masyarakat Bogor menjadi lebih mandiri dengan difasilitasi angkot sebagai alat transportasi mereka. Ongkos naik angkotnyapun termasuk murah.
Destinasi pertama yang ingin aku kunjungi di kota ini adalah kampusnya, yang jadi ikon Bogor, yap IPB. Entah mengapa jika mengunjungi suatu kota yang memiliki kampus yang terkenal, pertama kali aku pasti ingin berkunjung ke kampusnya. Ada yang bilang bahwa jika kamu mengunjungi suatu tempat maka pertama-tama kunjungilah masjid dan perpustakaannya. Maka itu juga yang aku lakukan, Alhamdulillah aku berkesempatan sholat di masjid IPB, yang sebelumnya hanya pernah mendengar namanya. Namun sayang sekali aku tidak mengunjungi perpustakaannya. IPB asri, kampus yang rindang dan hijau banyak tanaman disana yang akan membuatmu sejuk memandangnya. Mungkin karena huruf “P” –nya itu yang membuat ia memiliki banyak tanaman ….
Ikon kedua kota ini tentu saja Kebun Raya nya, yang ternyata memang “Raya”, kau butuh banyak waktu untuk berkeliling, mengelilingi setiap sudutnya dan mempelajari beraneka rupa tanaman yang ada disana.
Tidak sah rasanya ke Bogor tanpa ada hujan. Tiba-tiba hujan turun mengiringi kepergianku menuju tujuan selanjutnya. Benar katanya, hujan pasti akan turun dan hujan di Bogor itu beda, karena aku merasakan hujan di Bogor jatuh dengan penuh semangat dengan bulir-bulirnya yang bisa dikatakan tak biasa. Hujan di Bogor waktu itu seakan memperjelas bahwa Bogor memang kota Hujan.
Sampai bertemu Bogor
Saking semangatnya hujan di Bogor, sampai Jakarta kebanjiran :)
ReplyDeletehaha...iya, banjirnya dinikmati Jakarta
ReplyDelete