Kamis, 9 Mei 2013 diadakan sebuah workshop kepenulisan bersama Tere Liye bertempat di Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta. Workshop ini merupakan salah satu rangkaian acara dalam memperingati Dies Natalis UNY yang ke 49.
Terdapat beberapa poin penting untuk menulis yang baik yang diungkapkan Tere Liye dalam workshopnya :
- Menemukan ide. Ide cerita atau tuisan bisa apa saja. Setiap penulis yang baik selalu bisa melihat sesuatu dari sudut pandang yang spesial, sudut pandang yang berbeda yang tidak dilihat oleh orang lain. Ide tulisan sebenarnya ada dimana-mana, kita dapat menulis tentang apa saja. Bang Tere pun menutup penjelasan poin pertamanya ini dengan kalimat “adalah bohong jika kita kehabisan ide tulisan. Jangan pernah percaya. Hanya saja penulis yang baik selalu punya Sudut Pandang Yang Spesial”
- Menulis membutuhkan amunisi, butuh riset, cari bahan. Untuk bisa menulis tentu saja kita butuh pengetahuan tentang apa yang akan kita tulis. Salah satunya adalah dengan jalan membaca, membaca apa saja. Tidak mungkin kita bisa menulis tanpa pernah membaca sebelumnya, kecuali mungkin seperti guru-guru besar pada zaman dahulu yang sering berpetualang, melihat dan mengamati banyak tempat sehingga dapat menuliskannya kembali. Karena dengan membaca, juga akan memperkaya kosakata kita. Orang yang begitu cepat menulis, ketika ada sesuatu yang ingin ditulis adalah karena amunisi yang mereka punya sangat banyak, sehingga mudah saja menulis. Penulis yang baik selalu pandai membaca, mengamati, mencatat, mengumpulkan, me-rekonstruksi, tuliskan.
- Apa itu tulisan yang buruk atau bagus. Tidak ada tulisan yang bagus ataupun jelek, yang ada adalah tulisan yang relevan atau tidak relevan dengan orang lain. Misalnya buku yang bagus menurut kita belum tentu bagus menurut orang lain, walaupun itu buku best seller sekalipun. Tergantung selera masing-masing orang.
- Gaya bahasa adalah kebiasaan. Tidak masalah jika pada awal-awal menulis gaya bahasa kita sama dengan penulis favorit misalnya. Lanjutkan saja menulis karena nanti pasti kita akan dapat memiliki gaya bahasa sendiri. Karena yang menjadi masalah adalah jika kita berhenti menulis. “kalimat pertama itu adalah pekerjaan mudah, menyelesaikannya lebih gampang lagi, Percayalah!”
- Mulai dari tulisan kecil, pendek tapi bertenaga, sederhana tapi bermanfaat. Kita bisa memilih untuk menulis mulai dari tulisan yang pendek. Namun tentu saja juga harus di kebermanfaatannya untuk orang lain. Misalnya dengan menulis di diary atau blog, jika terus diisi dengan tulisan yang bermanfaat maka kelak akan menjadi harta karunmu.
- Mood jelek adalah anugerah. Selalu mood jelek adalah masalah. Maksudnya adalah jangan selalu pelihara mood jelek untuk menulis. Biasakan diri untuk selalu menulis, tidak perlu berjam-jam hanya sehari, tetapi harus rutin setiap hari. Perbedaan besar antara penulis yang baik ada di latihan, latihan, dan latihan.
Mengapa menulis menjadi sebuah kegiatan yang penting, karena kau akan tetap hidup, akan dikenang melalui tulisanmu. Akan memiliki manfaat yang besar buat orang lain. Bayangkan jika tulisanmu akan dibaca oleh orang banyak, pelosok desa maupun kota. Dan menulis tidak terpisahkan dari membaca. Jadikanlah menulis dan membaca sebagai suatu kebutuhan, sama seperti kebutuhan untuk pergi ke “belakang”. Karena kau tidak mungkin terpaksa untuk pergi ke “belakang” bukan?
Tere Liye mengatakan bahwa pertemuan yang hanya 2 jam itu tak akan pernah cukup untuk mentransfer semua pengetahuannya tentang menulis. Namun yang ingin ia lakukan adalah menyalakan sebuah api kecil dalam hati kami masing-masing untuk menulis. Dan kami sendirilah yang harus membesarkan api itu. Karena tidak pernah ada sekolah untuk jadi penulis. Menulis itu dimulai dari rasa suka dan latihan, serta jangan lupa untuk tetap mengisi amunisimu. Saya sangat bersyukur atas kesempatan hadir di workshop tersebut selain bertemu dengan penulis favorit, sayapun mendapat banyak pemahaman. Saya berjanji pada diri sendiri untuk memelihara api itu dan membuatnya menyala terang. Semoga kesampaian yaa :)
No comments:
Post a Comment