Di dalam materi tersebut pendahuluan yang dipaparkan luar biasa banget, dijelaskan bahwa terdapat tiga hal yang tidak dapat dipisahkan dengan yang namanya menulis yaitu perintah membaca, belajar dan meneliti. Ilmu yang diperoleh melalui membaca, belajar dan meneliti akan dapat diajarkan kepada sesama manusia tanpa batas ruang dan waktu melalui menulis. Apalagi untuk seorang saintis, menulis adahal yang wajib, mendokumentasikan penelitian yang telah dilakukan kemudian membaginya pada orang lain. Menulis merupakan proses kreatif, semangat berbagi, seni dan keterampilan, serta menyalurkan bakat. Bukankah tak semua kata dapat diucapkan? :D Menulisakan menghasilkan tulisan. Yaa sebuah tulisan.
Tulisan akan hadir sebagai dokumentasi yang sangat berharga. Menjadi saksi atas berbagai peristiwa. Dan menjadi sejarah yang tidak terlupakan.
Pada lembar-lembar berikutnya di bahas tentang tips-tips untuk menulis karya ilmiah. Pasti banyak yang sudah tau kalau banyak hal baku dalam penulisan karya ilmiah, namanya juga ilmiah :D. Saya tidak akan membahasnya disini karena materinya banyaaak….hehe
Dan di lembar terakhir, bagian yang paling saya sukai ada terter bekal untuk para saintis dalam berkarya, bahwa sebagai seorang saintis sudah seharusnya memiliki pemahaman seperti dibawah ini :
- Memahami Ke-Esa-an Tuhan yang akan berimplikasi
terintegralnya ciptaan-Nya;
- Menyadari bahwa alam seisinya ini dibuat dengan
keteraturan. Seperti katanya Enstein: “God doesn’t play dice” Tuhan tidak sedang bermain dadu, semuanya ada tanda-tanda kekuasaannya ,bagi orang yang mau berpikir, mau meneliti.
- Berkomitmen sebagai khalifah;
- Menyadari ada yang Maha Kuasa; saintis yang baik adalah harus selalu memahami bahwa ada yang maha kuasa di atas segala-galanya
Semoga tulisan ini bermanfaat yaa :)
No comments:
Post a Comment